Selasa, 17 Februari 2009

tulisanku

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi yang sedang berlangsung dewasa ini, Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Tantangan tersebut antara lain persaingan ketat dalam pandangan internasional sebagai konsekuensi pasar bebas di kawasan ASEAN dan Asia Pasifik. Hal tersebut telah menimbulkan berbagai masalah kehidupan, termasuk matinya produk-produk perdangan local bahkan pabrik-pabrik tekstl dalam negeri , karena tidak mampu bersaing dengan produk luar. Contohnya kalau jalan-jalan ke swalayan, dapat kita saksikan berapa proses produk dalam negari yang dipasarkan, bahkan mencari jeruk Garut atau Apel malang saja sudah susah.
Menghadapi tantangan dan permasalahn tersebut, pendidikan harus berorientasi sesuai dengan kondisi dan tuntutan itu, agar output pendidikan dapat mengikuti perkembnagan yang terjadi. Dalam kondisi ini manajemen birokratik sentralistik yang telah menghasilkan pola penyelenggaraan pendidikan yang regam dalam berbagai kondisi local yang berbeda untuk berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, tidak bisa dipertahankan lagi. Dikatakan demikian karena muatan dan proses pembelajaran di sekolah selama ini menjadi miskin variasi, berbasis pada standar nasional yang kaku dan diimplementasikan di sekolah atas dasar petunjuk-petunjuk yang cenderung serba detail. Di samping itu peserta didik dievaluasi atas dasar akumulasi pengetahuan yang telah diperolehnya sehingga orang tua tidak mempunyai variasi pilihan atas jasa pelayanan pendidikan bagi anak-anaknya sumber-sumber pembelajaran di “ dunia” nyata dan unggulan daerah tidak dimanfaatkan bagi kepentingan pendidikan di sekolah dan lulusan hanya mampu menghafal tanpa memahami.
Tantangan masa depan yang berbeda indikatornya telah nampak akhir-akhir ini menuntut manusia yang mandiri, sehingga peserta didik harus dibekali dengan kecakapan hidup ( life skill) melalui muatan, proses pembelajaran dan aktivitas lain di sekolah. Kecakapan hidup di sini tidak semata-mata terkait dengan motif ekonomi secara sempit, seperti keterampilan untuk bekerja , tetapi menyangkut aspek social budaya seperti cakap, berdemokrasi, ulet dan memilih budaya belajar sepanjang hayat. Dengan demikian pendidikan yang berorientasi kecakapan hidup pada hakekatnya adalah pendidikan untuk membentuk watak dan etos.
Perkembangan global saat ini juga menuntut dunia pendidikan untuk selalu mengubah konsep berfikirnya. Konsep lama mungkin sudah tidak sesuai dengan perkembangan saat ini, lebih-lebih untuk yang akan datang. Untuk itulah, perubahan selalu dilakukan sesuai dengan perkembangan jaman.
Belajar adalah proses penambahana pengetahuan. Konsep ini muncul pada pengertian paling awal. Namun pandangan ini ternyata masih berlaku bagi sebagian orang di negeri ini. Dengan pijakan konsep ini belajar seolah-olah hanya penjejalan ilmu pengetahuan kepada siswa.
Pandangan ini tidak perlu salah karena pada kenyataannya bahwa belajar itu menambah pengetahuan kepada anak didik. Namun demikian konsep ni masih sangat persial, terlalu sempit dan menjadikan siswa sebagai individu-individu yang pasih dan repasif. Siswa layaknya sebuah benda kosong yang perlu diisi sampai penuh tanpa melihat potensi yang sebenarnya sudah ada pada siswa.
Pendidikan formal saat ini ditandai adanya perubahan yang berkali-kali dalam beberapa tahun terakhir ini ditandai dengan adanya suatu perubahan (inovasi). Perubahan pada hakekatnya adalah sesuatu hal yang wajar karena perubahan itu adalah sesuatu yang bersifat kodrati dan manusiawi. Hanya ada dua alternative pilihan yaitu menghadapi tantangan yang ada di dalamnya atau mencoba menghindarinya. Jika perubahan direspon positif akan menjadi peluang dan jika perubahan direspon negative akan menjadi arus kuat yang menghempaskan adan mengalahkan kita.
Dalam proses pembelajaran yang menyangkut materi, metode, media alat peraga dan sebagainya harus juga mengalami perubahan kearah pembaharuan (inovasi)I. Dengan adanya inovasi tersebut di atas di tuntut seorang guru untuk lebih kreatif dan inovatif. Terutama dalam menentukan model dan metode yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan siswa terutama pembentukan kecakapan hidup (life skill) siswa yang berpikak pada lingkungan sekitarnya.
Berangkat dari latar belakang permasalahan tersebut di atas maka dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis mengambil judul “ Penerapan Model Pengajaran Terarah Dalam Meningkatkan life Skill untuk meningkatkan proses dan hasil belajar PKn Pada Siswa –Siswi Kelas …………………tahun pelajaran………………………..

B. Rumusan Maslaah
Bertitik tolak dari latar belakang diats maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar PKn dengan diterapkannya model Pengajaran Terarahpada siswa kelas VIII Tahun Pelajaran 2008/2009
2. Bagaimanakah pengaruh model Pengajaran Terarahterhadap motivasi belajar PKn pada siswa kelas VIII tahun pelajaran 2008/2009
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Ingin mengetahui bagaimanakah peningkatan prestasi belajar kewarganegaraan setelah diterapkan model Pengajaran Terarahpada siswa Kelas VIII tahun pelajaran 2008/2009
2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar PKn setelah diterapkannya model Pengajaran Terarahpada siswa kelasVIII tahun pelajaran……………………………………….

D. Manfaat Penelitian
Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru PKn dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar PKn
2. Sumbangan pemikiran bagi guru PKn dalam mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa belajar PKn
3. Proses belajar mengajar PKn tidak lagi monoton
4. ditemukannya strategi pembelajaran yang tepat,tidak konvensional tetapi variatif
5. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri maupun kelompok meningkat
6. Kualitas pembelajaran PKn meningkat
7. Prestasi belajar untuk PKn meningkat
E. Penjelasan Istilah
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Model Pengajaran Terarah adalah:
Suatu bentuk pembelajaran yang mengharuskan guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk melacak pengetahuan siwa atau mengapatkan hipotesis atau simpulan mereka.
2. Motivasi belajar adalah
Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapi tujuan tertentu.
3 Prestasi belajar adalah
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.

F. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi:
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas ………………………………………………..tahun pelajaran………….
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Sepetember semester ganjil tahun pelajaran…………………………………
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan…………………..